Senin, 28 Januari 2013

Penyebab Kegagalan Pengobatan Flek Paru pada Anak


'sick baby girl' photo (c) 2011, Kourtlyn Lott - license: http://creativecommons.org/licenses/by-nd/2.0/
Kasus penyakit TBC Paru pada anak, kerennya dikenal dengan penyakit FLEK paru terus saja meningkat dan merupakan penyakit yang cukup membosankan karena pengobatanya memerlukan waktu yang lama, minimal 6 bulan berturut-turut minum obat rutin setiap hari. Bahkan kadang di perlukan pengobatan ulang.
Capek kan? Masih mending jika selama pengobatan anak bertambah sehat, makan tambah banyak, tidak sakit-sakitan lagi. Sepertinya rasa capai merawat buah hati menjadi hilang, rasa kesal berubah menjadi senang.
Tetapi coba bayangkan, andaikan selama dalam pengobatan flek keadaan anak tetap tidak ada perubahan, masih sering sakit, makan tidak mau. Siap-siap saja jika kondisi masih sakit-sakitan. Mungkin advis dokter selanjutnya adalah pengobatan flek …. ULANG !!
Jika Anda ingin anak sembuh lebih baik. maka Anda perlu mengetahui apa sih penyebab kegagalan pengobatan flek? Berikut di bawah ini adalah hasil pengamatan yang kami temui selama bekerja di Puskesmas dan di klinik kami dari beberapa pasien flek paru yang mendapat advis pengobatan ulang .
  • Kurang kewaspadaan keluarga dan kurang terbukanya keluarga dengan pihak dokter yang mengobati. Contohnya kondisi anggota keluarga atau lingkungan keluarga yang memiliki penyakit yang sama atau diduga sama, sementara anak Anda diobati yang lainnya tidak. Jelas anak Anda tertular lagi. Sementara kondisi ini tidak diceritakan sama dokter yang merawat.
  • Kurang menjaga stamina tubuh anak. Selama pengobatan orang tua harus menjaga kondisi anak tetap prima. Contoh yang sering terjadi ketika anak tidur masih memakai kipas angin. Inipun tidak boleh karena anak akan kedinginan dan dalam kondisi kedinginan kondisi tubuh menjadi lemah.
  • Polusi udara, yang sering terjadi karena asap rokok. Nah ini juga sebagai faktor. Karena itu, peringatan buat Anda yang suka merokok di dalam rumah…sebaiknya merokok di luar rumah atau lebih baik lagi uang untuk membeli rokok untuk membeli susu anak.
  • Minum obat selalu terlambat atau lupa minum obat. Ini juga sering terjadi sebab mungkin karena jenuh atau kesibukan orang tua, padahal obat flek harus diminum setiap hari secara teratur.
  • Anak melanggar pantangan dokter. Contohnya anak tidak diperbolehkan makan es dan makanan yang mengandung bahan pengawet tetapi karena anak menangis minta es maka akhirnya diberikan juga. Biar diam dari pada menangis, katanya.
  • Anak tidak sepenuhnya diobati oleh satu dokter. Nah ini terbanyak saya temui. Selama masa pengobatan flek anak harus dalam pengawasan dan pengobatan satu dokter. Misalnya selama pengobatan flek anak menderita penyakit lain seperti flu, diare, typhus, sementera flek diobati dokter Spesialis anak A, penyakit lain diobati di tempat lain. Ini tidak diperbolehkan. Seharusnya penyakit lainnya pun dalam pengobatan dan pengawasan satu dokter A atau sepengetahuan dokter A. Minimal dokter lainya diberi tahu bahwa anak masih dalam pengobatan flek oleh dokter A.
Orangtua juga harus waspada dan perhatian ektra bila selama masa pengobatan anak masih mempunyai gejala seperti di bawah ini. Karena biasanya pengobatan bisa gagal dan perlu diulang:
  • Anak masih sering batuk pilek
  • Masih keluar keringat di malam hari (meskipun cuaca dingin, anak masih keluar keringat)
  • Masih rewel dan sulit tidur
  • Nafsu makan masih kurang
  • Berat badan tidak naik-naik juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar