Senin, 28 Januari 2013

Tanya Jawab Mengenai “Picky Eater”


'Picky' photo (c) 2011, David Goehring - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/
Banyak pertanyaan yang masuk melalui rubrikkonsultasi kesehatan bayi dan anakmengenai anak batita/balita yang suka memilih-milih makanan (“picky eater”). Agar masalah ini tidak menjadi pertanyaan yang sama berulang-ulang, berikut ini kami sajikan tanya-jawab lengkap mengenai “picky eater”. Bagi para orangtua yang menghadapi masalah ini, silakan membaca tanya-jawab ini sebelum mengajukan konsultasi, barangkali yang akan Anda tanyakan sudah ada jawabannya.

Apakah “Picky Eater”?

Pada usia balita/sebelum sekolah, anak-anak sering sulit makan, tidak mau mencoba makanan yang baru, dan pertumbuhannya pun jadi lebih lambat dibandingkan saat di bawah usia 1 tahun. Hal ini seringkali menjadi keprihatinan para orang tua. Anak pemilih makanan ini, yang biasa dikenal dengan sebutan “picky eater”, memiliki karakteristik antara lain:
  • mengeluhkan makanan yang disajikan di meja makan
  • menolak beberapa makanan tertentu, terutama sayuran dan daging
  • meletakkan makanan yang tidak disukainya di tepi piring
  • menyembunyikan makanan yang tidak disukainya atau memberikannya pada hewan peliharaan di rumah
  • tetap mengkonsumsi makanan yang mencukupi kebutuhan kalori untuk pertumbuhannya secara normal.

Apa penyebabnya?

Anak-anak seperti halnya orang dewasa memiliki makanan yang disukai ataupun yang tidak disukainya. Pada usia 2-3 tahun sekitar 20% anak termasuk “picky eater”. Anak biasanya tidak menyukai makanan yang terasa pahit maupun pedas dan masam. Terkadang anak tidak menyukai makanan karena warnanya tidak menarik, tetapi lebih sering karena makanan tersebut sulit untuk dikunyah. Anak-anak menyukai daging yang lembut dibandingkan daging yang keras, dan sayuran yang telah dimasak dibandingkan yang mentah.

Berapa lama akan berlangsung?

Kebanyakan “picky eater” akan berubah dengan bertambahnya usia. Setelah menginjak usia sekolah, anak akan mencoba bermacam makanan yang baru karena pengaruh teman sebayanya. Pada usia remaja, di mana nafsu anak bertambah, mereka akan mencoba untuk makan berbagai makanan yang baru.
Orang tua diharapkan tidak memaksa anak-anak untuk makan makanan yang tidak disukainya. Bila orang tua memaksakannya maka anak dapat memuntahkannya dan akan menyebabkan hilangnya perasaan menyenangkan pada saat makan. Hal ini pada akhirnya akan menurunkan nafsu makannya. Kemauan untuk mengenal makanan yang baru dapat diharapkan lebih baik setelah anak mulai menginjak usia remaja.

Apa yang bisa dilakukan?

Sebagai orangtua, hal-hal berikut dapat Anda lakukan:
  • Siapkan makanan utama yang disukai setiap anggota keluarga di rumah. Hindari makanan utama yang tidak disukai anak Anda. Beberapa anak tidak menyukai beberapa makanan yang dicampurkan bersama.
  • Berikan contoh yang baik. Anak akan selalu meniru kebiasaan orang tua. Bila pada saat makan orangtua makan dengan nafsu makan yang tinggi, anak tentu akan menirunya.
  • Biasakan dengan rutinitas dan disiplin. Sajikan makanan dan camilan pada saat yang kurang lebih sama setiap harinya. Biasakan dia makan 3 kali sehari dan mendapat 2 kali makanan kecil sehari. Sediakan jus segar atau susu di samping makanan, dan air putih di antara waktu makan dan camilan. Bila Anda memberikan susu atau jus terlalu banyak sepanjang hari, maka akan membuat nafsu makannya menurun.
  • Minta bantuan dari anak Anda. Pada saat berbelanja, mintalah anak Anda untuk memilih sayuran dan buah serta makanan lainnya yang sehat. Di rumah, libatkan dia waktu mencuci sayuran, mengaduk roti, menata meja makan, dsb.
  • Sesekali ijinkan untuk mengkonsumsi makanan pengganti. Bila anak menolak makanan utama, ijinkan untuk mengkonsumsi makanan pengganti, misalnya : sereal, yogurt, sandwich yang disiapkannya sendiri. Jika anak Anda hanya menyukai daging ayam, siapkan persediaan daging ayam di lemari es Anda.
  • Jangan menjadi “koki pribadi” anak Anda. JANGAN biasakan untuk memasakkan makanan khusus untuk anak Anda. Biasakan anak untuk memakan makanan yang disiapkan untuk sekeluarga. Bila Anda selalu memasakkan masakan khusus untuknya ketika dia menolak makanan yang telah disajikan di meja makan, dia akan menjadi lebih memilih-milih makanan.
  • Hargai kesukaan / ketidaksukaan anak terhadap makanan tertentu. Bila anak Anda tidak lapar, jangan paksa dia untuk makan. Bila anak tidak menyukai beberapa makanan tertentu (terutama bila makanan tersebut membuatnya muntah), jangan sajikan makanan tersebut kepadanya.
  • Jangan kawatir terhadap sayuran, berikan lebih banyak buah. Karena sayuran lebih susah dikunyah dan terkadang terasa pahit, seringkali anak tidak menyukainya. Kebanyakan sayuran dapat digantikan oleh buah-buahan dengan kandungan vitamin dan mineral yang sama baiknya. Anda dapat memberikan buah-buahan untuk menggantikan sayuran.
  • Jangan ijinkan untuk mengeluhkan makanan yang disajikan. Buat peraturan di rumah bahwa anak dapat menolak mengkonsumsi beberapa makanan yang tidak disukainya, tetapi anak tidak boleh mengeluh atau menggerutu di saat makan. Bila dia tetap mengeluh terus, masukkan dia ke kamarnya dan simpan makanannya. Bila dalam 1 jam dia merasa lapar dan minta makan, berikan kepadanya makanannya tersebut.
  • Berikan semangat pada anak untuk mencoba makanan baru. Rasa makanan juga merupakan hal yang perlu dipelajari oleh anak. Anak Anda akhirnya dapat menyukai suatu makanan yang sebelumnya tidak disukainya. Berikan waktu secukupnya pada anak untuk mengenal rasa makanan. Sajikan dalam porsi kecil suatu makanan yang baru berulang-ulang dalam hari yang berbeda, dan minta anak Anda untuk mencicipinya. Memberikan makanan yang baru pada saat anak sedang lapar akan lebih efektif.
  • Hindari tekanan atau hukuman pada saat makan. Jangan pernah menekan, merayu atau “menyuap” anak untuk menghabiskan semua makanan di piringnya. Jangan hukum dia bila menolak untuk mencicipi makanan yang baru. Memaksa atau menekannya hanya akan membuatnya lebih membenci makanan tersebut dan akhirnya akan memuntahkannya. Hal ini akan memperparah situasi dan membuatnya lebih membenci saat makan / makanan tersebut.
  • Jangan jadikan makanan penutup sebagai “suap”. Ijinkan anak untuk tetap mendapatkan makanan penutup, walaupun dia tidak menghabiskan makanan utama, selama dia mengkonsumsi makanan utama cukup banyak. Jangan berikan makanan yang manis sebagai suap. Makanan penutup tidak selalu harus manis, buah-buahan dapat dijadikan sebagai makanan penutup.
  • Jangan perpanjang waktu makan. Jangan biarkan anak tetap duduk berlama-lama di meja makan setelah semua anggota keluarga lainnya selesai makan. Hal itu akan membuat saat makan menjadi suasana yang tidak menyenangkan baginya. Berikan waktu tambahan 5-10 menit bila anak Anda masih ingin makan.
  • Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Jadikan saat makan menjadi acara keluarga yang menyenangkan. Ajak anak untuk bercakap-cakap. Berikan waktu kepadanya untuk menceritakan aktivitasnya pada hari itu. Ceritakan hal-hal yang menyenangkan pada saat makan. Jangan jadikan saat makan sebagai saat untuk mengkritik atau memarahi anak Anda.
  • Buat makanan yang menyenangkan dan bersikaplah kreatif saat memasak. Sajikan brokoli dan sayuran lainnya dengan saos kesukaannya. Potong makanan menjadi berbagai macam bentuk. Sajikan makanan dengan berbagai warna alami yang menarik.
  • Hindari pembicaraan tentang makan. Hindari membicarakan apa yang anak Anda makan saat dia ada. Jangan berikan pujian bila dia makan dengan baik. Jangan berikan hadiah atau “suap” bila anak makan sesuai yang Anda inginkan. Sesekali Anda dapat memujinya bila anak Anda mau mencoba makanan yang baru yang tidak dia sukai sebelumnya. Anak harus dibiasakan makan untuk memenuhi kebutuhannya, bukan untuk menyenangkan orang tua.
  • Hindari gangguan saat makan. Matikan televisi dan gadget elektronik lainnya pada saat makan. Ini akan membantu anak lebih fokus pada saat makan. Iklan TV dapat membuat anak lebih menyukai makanan yang manis.
  • Berikan suplemen vitamin dan mineral sehari-hari. Bila anak tidak makan secukupnya untuk kebutuhan tubuhnya sehari-hari, Anda dapat memberikan suplemen multivitamin dengan dosis normal untuk usianya. Vitamin dapat meningkatkan nafsu makan anak, dan tentunya membuat orang tua lebih tenang dan tidak terlalu khawatir bila nafsu makan anak tidak terlalu memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar