Hidup sehat
dengan berat badan ideal tentunya menjadi dambaan setiap orang,
baik itu laki-laki maupun perempuan, baik yang masih remaja maupun yang
sudah menginjak dewasa atau sudah berumur. Dengan hidup sehat, tentu
akan bisa merasakan lebih banyak kebebasan, kebebasan beraktivitas,
kebebasan mengadakan perjalanan, kebebasan berpikir yang lebih terbuka
terhadap hal-hal baru, dll. Hal ini tak akan kita dapatkan kalau kondisi
kita sakit, harus tidur di tempat tidur seharian atau malah harus
dirawat di rumah sakit selama beberapa hari bahkan minggu. Pemberdayaan
pikiran untuk menghasilkan ide-ide kreatif tentu akan terhambat atau
bahkan sama sekali tidak muncul karena kita hanya memikirkan kapan bisa
sembuh, kapan bisa pulang dari rumah sakit, berapa biaya yang harus
ditanggung dan sebagainya.
Berat badan ideal ? Wow....., siapa yang tak mau ?
Bahkan sering kaum
remaja putri bahkan ibu-ibu sampai harus berpuasa, menyiksa diri dengan
minum obat-obatan pelangsing dengan berbagai efek samping, untuk
mendapatkan berat badan yang ideal. Sering, ini merupakan perjuangan
yang tidak mudah dan melelahkan. Siapa sih yang mau dikatakan oleh
orang-orang di sekitarnya : “Hey, Dia menderita Obesitas, tampilannya
jelek & gembrot” Susah mencari ukuran baju yang pas, napas mudah
tersengal-sengal, kalau naik angkot atau bis kota jadi memakan lebih
banyak tempat, kaki mudah pegal karena harus menopang beban yang
berlebihan dan sebagainya.
Lalu, apa itu Obesitas
dan
bagaimana
cara penanggulangannya yang aman ?
Obesitas (Kelebihan Berat Badan) adalah suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan. Jumlah lemak tubuh yang normal untuk wanita berkisar antara 20-35%, sedangkan untuk pria berkisar antara 10-20%. Kondisi lemak tubuh ini bisa diukur dengan akurat menggunakan alat yang bernama Karada Scan.
Obesitas adalah suatu penyakit dan bukan merupakan variasi bentuk, bahkan dapat dikategorikan penyakit kronis serta epidemik karena sifatnya yang meluas dan untuk sebagian orang, susah untuk disembuhkan karena tidak disiplin, kurang bisa mengendalikan diri, malas berolah raga, dsb.
Obesitas terbentuk karena adanya kelebihan kalori, yaitu kalori yang masuk lebih banyak dari pada kalori yang dikeluarkan, misal karena makanan yang tinggi kadar karbohidrat dan lemaknya, kurang banyak beraktivitas, lebih banyak duduk atau tiduran.
Penyakit-penyakit yang bisa timbul akibat dari Obesitas :
1. Jantung :
kemungkinan penderita Obesitas menderita penyakit Jantung Koroner adalah
sebesar 99,9%.
2. Hipertensi : terjadi karena timbunan lemak di sepanjang pembuluh darah sehingga diameter lobang aliran darah di pembuluh darah mengecil, akibatnya tekanan darah jadi naik.
3. Stroke : karena terganggunya peredaran darah di daerah otak, sehingga otak lambat menerima pasokan oksigen dan sari-sari makanan.
4. Kanker : karena pola makan yang salah, lebih banyak konsumsi daging dibanding sayur-sayuran dan buah-buahan.
5. Hyper Insulinemia : Insulin yang berfungsi mengubah karbohidrat dan gula dalam nasi menjadi tenaga, jumlahnya terlalu tinggi tapi kerjanya tidak efektif, sehigga orang jadi sering lemas, gemetaran dan kadar gulanya turun.
6. Diabetes : jumlah Insulin terlalu rendah misal karena ada kerusakan dalam sel beta pankreas sehingga tidak bisa maksimal mengubah gula menjadi tenaga, shg kadar gulanya naik.
7. Gangguan pada sendi dan tulang : menopang beban terlalu berat.
8. Gangguan pada kantung empedu : terlalu banyak lemak yang menyelimutinya.
9. Asam urat : karena pola makan yang tidak benar.
10. Varises.
11. Sering lemas dan mudah lelah.
12. Gangguan tidur : sering mendengkur (ngorok) pada saat tidur. Bisa mengalami “Sudden Death” (mati mendadak pada saat tidur).
13. Peningkatan kolesterol dan trigliserid.
14. Infertilitas (gangguan kesuburan, susah memiliki keturunan).
15. Gairah seksual menurun.
16. Buang air kecil yang tidak terkontrol.
2. Hipertensi : terjadi karena timbunan lemak di sepanjang pembuluh darah sehingga diameter lobang aliran darah di pembuluh darah mengecil, akibatnya tekanan darah jadi naik.
3. Stroke : karena terganggunya peredaran darah di daerah otak, sehingga otak lambat menerima pasokan oksigen dan sari-sari makanan.
4. Kanker : karena pola makan yang salah, lebih banyak konsumsi daging dibanding sayur-sayuran dan buah-buahan.
5. Hyper Insulinemia : Insulin yang berfungsi mengubah karbohidrat dan gula dalam nasi menjadi tenaga, jumlahnya terlalu tinggi tapi kerjanya tidak efektif, sehigga orang jadi sering lemas, gemetaran dan kadar gulanya turun.
6. Diabetes : jumlah Insulin terlalu rendah misal karena ada kerusakan dalam sel beta pankreas sehingga tidak bisa maksimal mengubah gula menjadi tenaga, shg kadar gulanya naik.
7. Gangguan pada sendi dan tulang : menopang beban terlalu berat.
8. Gangguan pada kantung empedu : terlalu banyak lemak yang menyelimutinya.
9. Asam urat : karena pola makan yang tidak benar.
10. Varises.
11. Sering lemas dan mudah lelah.
12. Gangguan tidur : sering mendengkur (ngorok) pada saat tidur. Bisa mengalami “Sudden Death” (mati mendadak pada saat tidur).
13. Peningkatan kolesterol dan trigliserid.
14. Infertilitas (gangguan kesuburan, susah memiliki keturunan).
15. Gairah seksual menurun.
16. Buang air kecil yang tidak terkontrol.
Untuk mengetahui apakah
seseorang mengalami obesitas atau tidak bisa dilakukan dengan mengukur Body Mass Index (BMI) atau Index Massa
Tubuh (IMT).
BMI sangat akurat untuk
menentukan tingkat obesitas (kegemukan) seseorang, kecuali untuk
kondisi-kondisi berikut :
• Para atlit karena banyak ototnya daripada lemaknya.
• Usia sudah lanjut, di atas 70 tahun.
• Masih anak-anak, di bawah 12 tahun.
• Para atlit karena banyak ototnya daripada lemaknya.
• Usia sudah lanjut, di atas 70 tahun.
• Masih anak-anak, di bawah 12 tahun.
Rumus
yang digunakan untuk menghitung BMI :
BMI = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m)2.
Contoh : berat badan seseorang 65 kg, memiliki tinggi badan 1,65m.
BMI = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m)2.
Contoh : berat badan seseorang 65 kg, memiliki tinggi badan 1,65m.
Maka BMInya adalah
65/(1,65)2 = 23.87.
Hasil
perhitungan bisa dicocokkan dengan tabel berikut :
< 18 (Underweight) resiko kekurangan gizi, gangguan pencernaan, pertumbuhan yang terganggu pada anak-anak.
18,5 - 22,9 Normal atau Ideal.
23 - 24,9 Overweight Mulai terjadi resiko komplikasi masalah obesitas di atas.
25 - 29,9 Obesitas tingkat 1 Faktor resiko sedang, bisa terjadi meninggal mendadak.
> 30 Obesitas tingkat 2 Faktor resiko sangat membahayakan seperti meninggal mendadak.
Menghitung berat badan ideal :
• Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan)2 * 22,9.
Ditinjau dari lokasi penumpukan lemak, yang paling berbahaya adalah pada bagian perut karena sangat mudah terlepas dan masuk ke dalam aliran darah, sehingga bisa menyebabkan terjadinya Stroke.
< 18 (Underweight) resiko kekurangan gizi, gangguan pencernaan, pertumbuhan yang terganggu pada anak-anak.
18,5 - 22,9 Normal atau Ideal.
23 - 24,9 Overweight Mulai terjadi resiko komplikasi masalah obesitas di atas.
25 - 29,9 Obesitas tingkat 1 Faktor resiko sedang, bisa terjadi meninggal mendadak.
> 30 Obesitas tingkat 2 Faktor resiko sangat membahayakan seperti meninggal mendadak.
Menghitung berat badan ideal :
• Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan)2 * 22,9.
Ditinjau dari lokasi penumpukan lemak, yang paling berbahaya adalah pada bagian perut karena sangat mudah terlepas dan masuk ke dalam aliran darah, sehingga bisa menyebabkan terjadinya Stroke.
Jadi, meski badannya
kurus, kalau perutnya buncit juga sangat berbahaya.
Untuk mengetahui
tingkat resiko tumpukan lemak di perut, dapat dilakukan dengan mengukur
lingkar perut tepat pada bagian pusar dengan kondisi berdiri.
Untuk Pria :
< 94 cm Normal.
94 – 102 cm Resiko Ringan.
> 102 cm Resiko Tinggi.
Untuk Pria :
< 94 cm Normal.
94 – 102 cm Resiko Ringan.
> 102 cm Resiko Tinggi.
Untuk Wanita :
< 80 cm Normal
80 - 88 cm Resiko Ringan.
> 88 cm Resiko Tinggi.
< 80 cm Normal
80 - 88 cm Resiko Ringan.
> 88 cm Resiko Tinggi.
Persentase
penderita Obesitas berdasarkan kelompok umur :
Umur, tahun
persentase, %
25 - 35 39,4
36 - 45 43
46 - 55 50,4
56 - 65 42,5
25 - 35 39,4
36 - 45 43
46 - 55 50,4
56 - 65 42,5
Terakhir terlihat
menurun karena banyak yang sudah meninggal pada kelompok umur 46 - 55
tahun.
Cara mengatasi
Obesitas :
1. Dengan obat-obatan
Dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu :
Dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu :
Golongan Diuretika , bekerja dengan cara
mengeluarkan cairan dari tubuh sehingga beresiko mengakibatkan dehidrasi
dan gagal ginjal, karena yang turun bukan lemak tapi cairan tubuh.
Golongan Orlistat , bekerja dengan cara
memblokir lemak, yaitu menghambat produksi enzim lipase, sehingga lemak
tidak diproses tapi langsung dibuang. Akibatnya, selain lemak, vitamin
dan mineral yang dibutuhkan tubuhpun juga ikut terbuang, sering buang
air besar secara mendadak, bahkan pada saat buang anginpun, kotoran juga
ikut keluar. Resiko lain : merusak kelenjar Usus.
Golongan Dietilpropion , bekerja dengan cara
menurunkan nafsu makan sehingga bisa berakibat kekurangan nutrisi,
berdebar-debar, pusing dan depresi.
Golongan Sibutramin , bekerja dengan cara
menghambat nafsu makan. Efek sampingnya menyebabkan hipertensi,
berdebar-debar, insomnia, sakit kepala.
Golongan terakhir dengan menyuntikkan semacam
cairan yang mengandung HCG, yaitu suatu hormon yang terdapat pada air
kencing ibu hamil yang diextract, kemudian dikonsentratkan. Berfungsi
untuk membakar lemak dengan cepat, tetapi efek sampingnya bisa terjadi
retensi air, cairan tubuh tidak bisa keluar. Pada beberapa kasus dapat
mengakibatkan kematian.
2. Messoterapi :
disuntik di bagian yang mengandung lemak. Biayanya lumayan tinggi,
proses cepat tapi tidak mengencangkan otot.
3. Lippo Suction :
dibuat irisan di kulit, lemaknya disedot. Efek samping : bekuan darah
yang terjadi bisa menyebabkan stroke, bisa menimbulkan emboli (gelembung
udara dalam darah) yang bisa menyebabkan kematian bila sampai di
paru-paru, karena paru-paru akan langsung kempes dan tidak berfungsi.
4. Olahraga yang teratur
: sampai saat ini belum ada obat ataupun makanan yang bisa menggantikan
fungsi dari olahraga yang teratur.
5. Mengatur Pola Makan :
bukan mengurangi jumlah makan secara ekstrim karena bisa berakibat
sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Yang diatur adalah harus
mengurangi karbohidrat dan lemak, sedangkan protein, vitamin dan mineral
harus tetap dikonsumsi dalam jumlah yang cukup agar tidak kekurangan
gizi.
6. Suplementasi :
program diet yang tepat dilengkapi dengan konsumsi suplemen yang tepat.
Hasilnya akan sangat bagus.
Untuk mendapatkan hidup sehat dengan berat badan
ideal yang diperoleh melalui Program Diet +
Suplementasi + Olahraga, perlu memperhatikan hal-hal berikut :
-Pantang memakai Food
Suplemen yang terbuat dari bahan kimia.
-Usahakan yang Organik, dibuktikan dengan Sertifikat Organik.
-Kandungan bahan aktifnya harus 95% dari aslinya.
-Tidak menimbulkan efek samping seperti gagal ginjal dsb.
-Sebaiknya gunakan suplemen yg sudah terbukti dan teruji khasiatnya ( melalui penelitian jangka panjang dan sudah dikonsumsi oleh banyak orang tanpa ada laporan efek samping yang merugikan). Jangan menggunakan suplemen yang masih baru, belum terbukti dan teruji.
-Usahakan yang Organik, dibuktikan dengan Sertifikat Organik.
-Kandungan bahan aktifnya harus 95% dari aslinya.
-Tidak menimbulkan efek samping seperti gagal ginjal dsb.
-Sebaiknya gunakan suplemen yg sudah terbukti dan teruji khasiatnya ( melalui penelitian jangka panjang dan sudah dikonsumsi oleh banyak orang tanpa ada laporan efek samping yang merugikan). Jangan menggunakan suplemen yang masih baru, belum terbukti dan teruji.
Contoh suplemen yang
sudah terbukti, teruji dan diakui oleh lebih dari 83 Negara adalah Produk HERBALIFE ,
karena sudah beroperasi di lebih dari 83 Negara di dunia, artinya
terdaftar, teruji dan diakui oleh lebih dari 83 Dep. Kesehatan sebagai
Makanan, bukan Obat. Silahkan klik Agar Langsing untuk
mendapatkan informasi selengkapnya.
Tahap-tahap
pengembangan suatu suplemen harus mengikuti aturan yaitu:
- untuk 5-10 tahun
pertama akan diuji coba dahulu di laboratorium dengan media hewan,
- untuk 5-10 tahun kedua masih dilakukan di laboratorium tetapi pada manusia.
- setelah itu baru bisa dipasarkan dan tetap dimonitor dengan ketat selama 10-20 tahun kedepan, dan bila ditemukan adanya efek samping harus segera ditarik dari peredaran / pasar.
- untuk 5-10 tahun kedua masih dilakukan di laboratorium tetapi pada manusia.
- setelah itu baru bisa dipasarkan dan tetap dimonitor dengan ketat selama 10-20 tahun kedepan, dan bila ditemukan adanya efek samping harus segera ditarik dari peredaran / pasar.
-Jaminan Kualitas.
-Halal, terutama yang
berbentuk softgel. Biasanya bahan yang digunakan untuk softgel adalah
dari sumsum babi karena harga dan biaya pemrosesannya murah, sedangkan
yang halal menggunakan sumsum sapi yang biaya pemrosesannya lebih mahal.
Bagi Anda yang menginginkan hidup
sehat dengan berat badan ideal , terutama Anda yang sekarang
mengalami kelebihan berat badan, dapat mulai mengkonsumsi Produk2
Herbalife yang sudah terbukti aman, tanpa efek samping dan efektif
karena sudah memenuhi paham Megadosis Law dan Labelling Rule :1. Tidak berbahaya dikonsumsi dalam jangka panjang atau jumlah yang banyak.
2. Tidak ada larangan penggunaan, tua, muda, anak, ibu hamil, menyusui, orang sakit, sehat, dll.
Dan sudah dikonsumsi oleh lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia yang puas. Tunggu apa lagi ? Segera klik Agar Langsing dan dapatkan info yang lebih lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar